DenganRidhonya Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang
luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang
memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang
tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak
baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang
harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong.
Jangan berjalan dimuka bumi dengan penuh kesombongan dan
congkak karena sebentar lagi engkau akan masuk kedalam bumi juga
Makna : Hidup ini begitu singkat, jangan pernah bersikap sombong. Karena tidak ada yang layak kita sombongi. Sebagai manusia, kita hanyalah makhluk yang berasal dari tanah (bumi) dan akan kembali ke sana juga
Makna : Hidup ini begitu singkat, jangan pernah bersikap sombong. Karena tidak ada yang layak kita sombongi. Sebagai manusia, kita hanyalah makhluk yang berasal dari tanah (bumi) dan akan kembali ke sana juga
Sikap
sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di
atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang
dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664,
Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi)
Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ
تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ
يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ لَا
يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai
orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
Haritsah
bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ
مُسْتَكْبِرٍ
“Maukah kamu aku
beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan
takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Sebagian salaf menjelaskan bahwa
dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ
قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى
وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah
mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
(sombong) dan
ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)
Qotadah
berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan
kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan
dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang
pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam”
(Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong
terhadap al haq dan
sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda
beliau, “sombong adalah
menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”.Menolak kebenaran adalah
dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan
meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang
lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin,
II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam)
Sombong
terhadap al haq adalah sombong terhadap
kebenaran, yakni dengan tidak menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran
maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut. Oleh karena itu
wajib bagi setiap hamba untuk menerima kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan
ajaran para rasul ‘alaihimus salaam.
Orang yang sombong
terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah kafir dan akan kekal di
neraka. Ketika datang kebenaran yang dibawa oleh rasul dan dikuatkan
dengan ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang sehingga dia
menolak kebenaran tersebut. Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam
firman-Nya,
إِنَّ
الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي ءَايَاتِ اللهِ بِغَيْرِ سًلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِن فِي
صُدُورِهِمْ إِلاَّ كِبْرٌ مَّاهُم بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيعُ الْبَصِيرُ {56}
“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah
tanpa lasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan
hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-klai tiada akan
mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha
Mnedengar lagi Maha Melihat” (QS. Ghafir:56)
Adapun
orang yang sombong dengan menolak sebagian al haq yang tidak sesuai dengan hawa nafsu
dan akalnya –tidak termasuk kekafiran- maka dia berhak mendapat hukuman (adzab)
karena sifat sombongnya tersebut.
Maka
wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat mendahulukan
perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas perkataan siapa pun. Karena
pokok kebenaran adalah kembali kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di
atasnya, yakni dengan petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Kita berusaha untuk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan
batin. (Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di,
cet Daarul Kutub ‘Ilmiyah)
Sikap
seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh
sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَمَاكَانَ
لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ
لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلاَلاً مُّبِينًا {36}
“Dan tidaklah patut bagi
mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)
فَلاَ
وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ
يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
{65}
“Maka demi Tuhanmu, mereka
(pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya” (QS. An Nisaa’: 65)
Bentuk kesombongan yang yang lain adalah
sombong terhadap makhluk, yakni dengan meremehkan dan merendahkannya. Hal ini
muncul karena seseorang bangga dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya
lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri membawanya
sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka, serta merendahkan
mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بِحَسْبِ
امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
“Cukuplah seseorang dikatakan
berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim” (H.R. Muslim
2564). (Bahjatu Qulubill
Abrar, hal 195)
Setiap manusia tidak menyukai orang yang memandang rendah
kepadanya, sedang memandang dirinya tinggi. Manusia juga tidak senang terhadap
orang yang sering menyombongkan dirinya dan membanggakan kesuksesannya. Oleh
karena itu terkadang kita melihat orang yang menyombongkan dirinya kareana
kepintarannya, tetapi sedikit sekali ada orang yang berteman dan bersahabat
dengannya
NB: Bagi anda yang sedang Mengalami sakit dan lagi berusaha untuk menyembuhkanya tapi tidak kunjung sembuh dan ke Medispun sudah tidak sanggup lagi, apapupun bentuk penyakit anda dari yang aneh sampai santet ataupun guna guna atau anda yang ingin mempelajari ilmu hikmah :
Hubungi segera :
Untuk Informasi langsung :
Call ( sms dulu ) :
0822 1440 6816 ( Ustd Syaiful Bahri )
0857 2113 2691 ( Ustd Dedi Rahmat )
BBM 5527BFEA ( Bu Dewi)
Semoga bermanfaat !
Anda yang Mau Bergabung bersama kami dengan yang lainya Menjadi Santriwan Santriwati secara Online di AL-HIKMAH NURIMANI
MERAIH KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT
“Barang siapa yang berjalan menuju Allah, Maka Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat dan memelukNya”