Raih Kebahagian dengan Iman


Dengan Ridhonya Bahagia, sebuah harapan yang siapapun pasti ingin mendapatkannya. Hingga seorang penjahat pun pasti dia ingin hidup bahagia. Banyak orang menempuh jalan-jalan yang mereka anggap jalan menuju kebahagiaan. Apakah benar mereka menuju kebahagiaan atau jangan-jangan menuju kebinasaan? Lalu kebahagiaan macam apakah yang mereka cari? Lantas bagaiamanakah caranya agar kita benar-benar mendapatkan kebahagiaan yang hakiki?

Banyak orang tertipu akan kemilau dan gemerlapnya dunia. Ada yang berjuang mati-matian mengumpulkan harta, ada yang mencari gelar dan pangkat setinggi langit, dan ada juga yang menceburkan dirinya ke dalam ketenaran di mata manusia. Dan jika mereka semua ditanya, pasti mereka sedang mencari kebahagiaan dengan hal itu. Namun itu semua adalah bahagia yang semu, bahagia yang berujung sengsara jika telah hilang apa yang mereka cari.

Kebahagiaan dunia
Islam telah menetapkan beberapa hukum dan beberapa kriteria yang mengarahkan manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia. Hanya saja Islam menekankan bahwa kehidupan dunia, tidak lain, hanyalah jalan menuju akhirat. Sedangkan kehidupan sebenarnya yang harus dia upayakan adalah kehidupan akhirat. Allah Ta'ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi." (QS. Al-Qashshash: 77)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini, {Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat}

Maksudnya, gunakan apa yang sudah Allah berikan kepadamu dari harta yang banyak ini dan nikmat yang berlimpah dalam ketaatan kepada Tuhanmu dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai amal ibadah yang dengannya engkau mendapatkan pahala di negeri akhirat. {dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi} maksudnya, dari kenikmatan di dalamnya yang telah Dia halalkan untukmu berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan menikah. Karena Rabbmu memiliki hak atasmu, begitu juga dirimu, keluargamu, tetanggamu memiliki hak atasmu. Maka berikan hak untuk setiap pemiliknya."

Bahkan dibeberapa tempat Allah menyatakan membeli kehidupan dunia seseorang yang akan dibayar dengan kebahagiaan akhirat berupa surga. Contohnya dalam firman Allah,

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآَنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111) 

Meraih kebahagiaan melalui iman

Pertama, Orang yang beriman kepada Allah Yang Esa, Yang tiada sekutu bagi-Nya, -dengan iman yang sempurna, bersih dari kotoran dosa,- maka dia akan merasakan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Dia tidak akan galau dan penat dalam menghadapi ujian hidup, sebaliknya dia ridha terhadap takdir Allah pada dirinya. Sehingga dia akan bersyukur terhadap kebaikan dan bersabar atas bala'.
Ketundukan seorang mukmin kepada Allah membimbing ruhaninya untuk lebih giat bekerja karena merasa hidupnya memiliki makna dan tujuan yang berusaha diwujudkannya. Allah berfirman,

   الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'aam: 82)

Kedua, Iman menjadikan seseorang memiliki pijakan hidup yang mendorongnya untuk diwujudkan. Maka hidupnya akan memiliki nilai yang tinggi dan berharga yang mendorongnya untuk beramal dan berjihad di jalan-Nya. Dengan itu, dia akan meninggalkan gaya hidup egoistis yang sempit sehingga hidupnya bermanfaat untuk masyarakat di mana dia tinggal.
Ketika seseorang bersifat egois maka hari-harinya terasa sempit dan tujuan hidupnya terbatas. Namun ketika hidupnya dengan memikirkan fungsinya, maka hidup nampak panjang dan indah, dia akan merasakan hari-harinya penuh nilai.

Ketiga, Peran iman bukan saja untuk mendapatkan kebahagiaan, namun juga sebagai sarana untuk menghilangkan kesengsaraan. Hal itu karena seorang mukmin tahu dia akan senantiasa diuji dalam hidupnya sebagai konsekuensi keimanan, maka akan tumbuh dalam dirinya kekuatan sabar, semangat, percaya kepada Allah, bertawakkal kepada-Nya, memohon perlindungan kepada-Nya, dan takut kepada-Nya. Potensi-potensi ini termasuk sarana utama untuk merealisasikan tujuan hidup yang mulia dan siap menghadapi ujian hidup.
Allah Ta'ala berfirman:

إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ

"Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Nisaa': 104)

Kita sudah tahu, ternyata apa yang diusahakan oleh kebanyakan manusia untuk memperoleh kebahagiaan tidak mengantarkan mereka kepada kebahagiaan yang hakiki. Memangnya dengan harta, dengan jabatan, atau dengan makanan yang lezat kita bisa bahagia? Namun apakah itu semua adalah sebenar-benar kebahagiaan?

Berlimpahnya makanan yang lezat, minuman yang segar, pakaian, kendaraan, dan apa saja yang menjadi kebutuhan utama hidup kita dan tidak lebih dari itu. Maka kebahagiaan semacam ini bisa dirasakan baik oleh orang-orang yang beriman maupun orang kafir  itu disebut kebahagian Indrawi

Bahagianya hati, lapangnya dada, pemandangan yang menyejukkan mata, dan ketenangan hidup. Dan inilah kebahagiaan yang seandainya bisa dibeli dengan uang niscaya orang-orang kaya pun akan berlomba untuk membelinya, samapai-sampai orang yang miskin sekalipun akan rela berhutang untuk mendapatkannya. Namun bukanlah demikian adanya, akan tetapi kebahagiaan ini hanya diberikan kepada hamba-hamba Allah yang Dia kehendaki. itu adalah Kebahagian Rohani

Allah Ta’ala memberikan resep hidup bahagia yang sebenar-benarnya (hakiki) di dalam firman-Nya (yang artinya),
 “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 97)
Semua itu bisa kita dapatkan jika kita mau beramal shaleh disertai dengan penuh keimanan dan keihklasan mengharap ridha Allah dan sesuai tuntunan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 Amal-amal Shaleh yang Bisa Menjadi Sebab Mendapatkan Kebahagiaan

Kuatnya tauhid
Maka seorang mu’min yang kuat di dalam mentauhidkan Allah Ta’ala tidak akan pernah menyandarkan nikmat dan bencana kecuali kepada-Nya. Maka sungguh indah apa yang dikatakan oleh Al Qadhi Syuraih, “Tidaklah aku ditimpa suatu musibah kecuali aku tetap memuji Allah Ta’ala karena empat perkara : Pertama, karena Allah memberikan kesabaran kepadaku untuk menghadapinya; Kedua, karena Allah memberikan aku kesempatan untuk ber-istirja’(yaitu mengatakan : ”Inna lillāhi wa innā ilaihi rāji’uun”); Ketiga, Allah tidak memberikan kepadaku musibah yang lebih besar darinya; Keempat, Allah tidak menjadikan musibah itu di dalam agamaku”

Berdoa kepada Allah Ta’ala 
Seseorang yang ketika dia berdo’a hanya ditujukan kepada Allah pastilah hatinya akan merasa tenang dan yakin. Dengan hal itulah dia akan selalu bahagia. Karena dia meminta kepada Dzat yang Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan do’a setiap hamba-Nya.“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah) : bahwasanya Aku itu dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” (QS. Al Baqarah : 186)

Shalat fardhu lima waktu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan shalat lima waktu bagaikan sungai yang mengalir deras di depan pintu kalian, yang ia pergunakan untuk mandi lima kali sehari semalam” . Al Hasan mengatakan, “Mungkinkah ada kotoran yang tersisa?” (HR. Muslim)
Kaum muslimin rahimakumullah, marilah kita jaga shalat lima waktu kita. Dan wajib bagi kaum laki-laki berjamaah di masjid. Karena shalat yang ditegakkan dengan sebenar-benarnya itu akan mencegah sesorang dari perbuatan keji dan mungkar.

Amalan-amalan sunnah setelah yang wajib
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman : Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku wajibkan atasnya. Dam hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya.”(HR. Bukhari)

Berkumpul dalam majelis-majelis ilmu
Tidaklah kita dapatkan dari orang-orang yang shaleh kecuali perkataan yang baik, akhlak yang baik, dan semua kebaikan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
”Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberikan hadiah minyak wangi kepadamu, atau engkau akan membeli minyak wangi darinya, atau setidak-tidaknya engkau akan mendapatkan bau semerbak wangi (dari minyak wangi yang ia jual). Adapun bersama tukang pandai besi, bisa jadi bajumu akan terbakar, atau jika tidak engkau pasti akan mendapati bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Interospeksi diri
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya interospeksi diri termasuk perkara yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur”. Kemudian beliau melanjutkan, ”Hendaknya seseorang duduk mengingat Allah sesaat sebelum tidurnya, kemudian dia koreksi dirinya atas kerugian dan keuntungan yang dia dapatkan hari ini, lalu dia memperbaharui taubatnya kepada Allah Ta’ala, dia pun tidur dengan membawa diri yang sudah bertaubat. Dan dia lakukan setiap hari.” (Ar Ruh li Ibnil Qoyyim, 1/345)

Setelah berkeyakinan, berbuat baik dan menyampaikan kebenaran, cara terakhir yang mesti kita lakukan adalah bersikap sabar.. Sabar bukanlah bersikap tidaka peduli pada keadaan. Sabar adalah optimisme yang terukur pada diri seorang yang berkeyakinan, sering berbuat baik dan menyampaikana kebenaran. Karena setiap masalah yang kita hadapi, pasti ada jalan keluarnya. Sungguh, pasti ada jalan keluarnya. Tetap optimis dan kritis, itulah kesabaran!

      Memang, tidak ada yang bisa menjamin keberhasilan Anda kelak. Tugas kita hanya merencanakan dan berusaha sedapat mungkin. Orang yang berpikir, berkata dan bertindak positif saja belum tentu mendapat hasil yang positif. Apalagi yang tidak berpikir, berkata dan bertindak positif.

Oleh karena itu dalam menghadapi kehidupan di dunia,hendaklah kita berpegang teguh pada ajaran Islam, yang benar-benar  telah disediakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk membentengi hati dan aqidah kita, agar selamat dan bisa menggapai kebahagiaan di dunia maupun  kebahagiaa yang kekal di akhirat.


Semoga Anda meraih kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Informasi: Bagi anda yang sedang Mengalami sakit dan lagi berusaha untuk menyembuhkanya tapi tidak kunjung sembuh dan ke Medispun sudah tidak sanggup lagi, apapupun bentuk penyakit anda dari yang aneh sampai santet ataupun guna guna atau anda yang ingin mempelajari ilmu hikmah :

Ilmu Hikmah KEREJEKIAN  Klik Disini »
Ilmu Hikmah PENGASIHAN  Klik Disini »
Ilmu Hikmah KESAKTIAN  Klik Disini »
Ilmu Hikmah PENGOBATAN  Klik Disini »

Hubungi segera :
Untuk Informasi langsung :
Call ( sms dulu ) : 
0822 1440 6816  ( Ustd Syaiful Bahri )
0857 2113 2691  ( Ustd Dedi Rahmat )
BBM 5527BFEA  ( Bu Dewi)

Semoga bermanfaat !
  
Anda yang Mau Bergabung bersama kami dengan yang lainya Menjadi Santriwan Santriwati secara Online di AL-HIKMAH NURIMANI
MERAIH KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT
“Barang siapa yang berjalan menuju Allah, Maka Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat dan memelukNya”
Share on Google Plus

Pesan K H. Muhammad Sadeli

“Orang yang paling pintar adalah orang yang berbuat baik, tetapi takut akan adzab Allah. Yang paling bodoh ialah yang berbuat kejahatan (kesalahan), tetapi mereka (merasa) aman dari adzab Allah, dan yang paling kaya dari mereka adalah orang yang paling qana’ah (selalu merasa cukup dengan pemberian Allah, baik sedikit maupun banyak)." Sedangkan orang yang paling perkasa adalah orang yang (paling) takwa.